Kang Syaichu

Motivation to Learn

Jumat, 31 Desember 2010

Kisah Lena Maria Klingvall

Lena Maria Klingvall


LENA MARIA KLINGVALL
Ketidaksempurnaan yang Tak Pernah Membelenggu


Gadis cantik ini dilahirkan di Stockholm, Swedia, pada tahun 1968. Lahir dalam keadaan yang tidak sempurna secara fisik. Kedua tangganya tidak ada, sementara kakinya hanya satu yang normal karena kaki yang lain jauh lebih pendek dari kaki normalnya. Tetapi penyandang cacat bawaan tersebut tidak pernah membuat keluarganya menjadi rendah diri. Bahkan kini mampu membesarkan namanya dan keluarganya di seluruh dunia karena prestasinya.
Pada usia 3 tahun, dia sudah belajar berenang dibimbing oleh ayahnya. Kegemarannya itulah yang kemudian membawanya pada prestasi yang gemilang. Lihat saja, pada usia yang ke 18 dia berhasil menjuarai renang tingkat nasional untuk para penyandang cacat. Dalam kejuaraan tersebut dia berhasil meraih 3 medali emas dan menorehkan 2 rekor nasional. Tidak berhenti disitu, berkat kegigihannya dan keinginan yang kuat, ia meraih medali emas di olimpiade penyandang cacat dunia (paralympic games) di Seoul tahun 1988. Luar biasa!!!
Lena Maria memang tidak pernah puas dengan apa yang telah dicapainya. Ia pun mencoba bidang yang lain yakni tarik suara. Bahkan untuk menunjukkan keseriusannya, ia belajar tarik suara di The Royal University of Music Stockholm. Sebuah sekolah musik bergengsi dan ternama di Swedia. Dia belajar disana selama 4 tahun, dari tahun 1987 – 1991. Dan sekali lagi bakatnya tidak terbendung dalam hal menyanyi. Kemampuannya dalam menyanyi telah memaksa produser rekaman untuk merilis albumnya. Hingga kini dia telah merilis 14 album rekaman. Bahkan telah melakukan konser di beberapa Negara baik untuk kepentingan promo album maupun amal. Beberapa Negara yang telah dikunjungi adalah Amerika, Rusia, Jepang, Malaysia, dan Singapura.
Kelebihan yang lain juga ia punya kemampuan melukis. Tuhan memang Maha Adil, Ia tidak pernah berhenti menunjukkan kekuasaan-Nya. Lebih dari itu juga memberikan pelajaran yang berharga bagi kita yang sempurna secara fisik. Karena apa yang telah diperbuat oleh Lena Maria dengan segala keterbatasannya, kadang mampu mengungguli apa yang dilakukan oleh manusia “lengkap” pada umumnya.
Karena prestasi dan keteladanannya, Raja Swedia Carl Gustav, menganugerahkan penghargaan kehormatan sebagai Atlit, Artis, dan juga Model penyandang cacat Teladan bagi Swedia dan Dunia. Film-film documenter dan buku-buku yang menyangkut kisah hidupnya, kini laris di seluruh dunia. Bahkan acara TV Swedia yang mengulas kesehariannya menjadi tontonan menarik dan cukup favorit.
Semoga kita mampu mengambil teladan dan menginspirasi kita semua untuk jauh lebih positif. Amiin

Baca seterusnya......

Fakta di Balik Kemegahan Taj Mahal


 
Fakta di Balik Kemegahan Taj Mahal
 
1. Salah satu fakta yang paling menarik mengenai Taj Mahal adalah bahwa bangunan ini nampak dengan berbagai macam warna tergantung harinya, dan apakah ada bulan atau tidak pada malam harinya.
2. Taj Mahal merupakan tempat wisata paling terkenal di kota Agra. dan bangunan megah ini dibangun oleh Shah Jehan.
3. Tidak ada tur pariwisata di India yang tanpa paket mengunjungi Taj Mahal. Tempat historis ini telah dikenal oleh seluruh penduduk dunia, walaupun belum pernah ke sana.
4. Fakta yang sedikit mengerikan dari semua fakta adalah bahwa setelah selesai pembangunan Taj Mahal ini, semua ahli dan pekerja terlatihnya dipotong tangannya Untuk memastikan bahwa tidak akan ada bangunan lain yang bisa menandingi keindahann.
5. Konstruksi Taj Mahal membutuhkan waktu selama 20 tahun untuk diselesaikan, dan membutuhkan lebih dari 2000 pekerja. Dan membutuhkan 1000 ekor gajah untuk mengangkut bahan material bangunan ini.
6. Fakta menarik lainnya adalah bahwasanya struktur bangunan ini nampak sangat simetris.
7. Banyak tempat wisata di kota Agra yang menggunakan bahan material marmer hitam. Hal ini dilakukan sebagai cerminan bangunan Taj Mahal yang juga menggunakan bahan ini.
8. Taj Mahal pernah dimasukkan ke dalam 7 Keajaiban Dunia, dan hal ini menyebabkan makin banyaknya orang di dunia untuk mengunjunginya.
9. Taj Mahal dibangun di lahan yang agak miring ke luar, agar jika terjadi gempa bumi, jatuhnya pillar bisa dikontrol.
10. Banyak batu permata dan mutiara berharga digunakan untuk mendekorasi Taj Mahal. Selama perang, beberapa batu permata diambil dan bahkan pernah dijarah.
www.lintasberita.com

Baca seterusnya......

Rabu, 29 Desember 2010

Sepenuh Hati

Mengelola dengan Sepenuh Hati
Kata ‘sepenuh hati’ kini menjadi sangat populer. Hampir setiap produk pelayanan jasa menggunakan kata ini sebagai motto. Tentunya dengan maksud menyakinkan kliennya bahwa institusi maupun produk mereka layak di”konsumsi”.
Pengelolaan sepenuh hati artinya menempatkan usaha yang kita kelola sebagai prioritas utama. Segala kemampuan yang kita miliki dicurahkan untuk keberhasilan usaha tersebut. Termasuk mengorbankan kepentingan pribadi. Kemajuan usaha adalah tujuan dan merupakan investasi moral dan material di masa depan.
Saya jadi berpikir, bagaimana dengan UPK? Modal bukan milik sendiri, semua aset milik masyarakat, apa yang diharapkan untuk pribadi kita sendiri?
Hakikatnya tidak ada yang berbeda. Mengelola UPK harus dengan sepenuh hati. Diakui atau tidak, ketika UPK menjadi sehat dan terus berkembang, sangat berpengaruh pada kesejahteraan pengurusnya. Banyak bukti menunjukkan, baik di lingkungan kita apalagi di luar kita. Pengurus mendapatkan kesejahteraan yang layak, bahkan lebih. Dan yang lebih penting, apresiasi sosial dari masyarakat adalah investasi yang tidak terukur harganya.
Jadi, semuanya kembali kepada kita, seberapa yakin kita mau dan mampu mengelola UPK sebaik-baiknya. Keyakinan dan kesabaran, kata kunci yang menuntun kita mewujudkan mimpi. Tak ada mimpi yang tak bisa kita wujudkan, kecuali kita tidak yakin mampu mewujudkannya.
Lebih baik bermimpi dari pada tidak punya mimpi sama sekali. Apalagi punya visi tapi tak punya mimpi. Met berjuang…!!!

Baca seterusnya......

Pidato Presiden Obama

Pidato Mr. Obama
 

Barrack H. Obama
Tiba-tiba saja, kata “bakso” dan “sate” begitu trendy di seantero nusantara. Jelas, popularitas dua kata ini bukan karena perubahan yang spektakuler dari komposisi maupun kualitasnya, karena cukup sulit mengukurnya di negeri yang beribu-ribu tukang bakso dan tukang sate. Tetapi karena dua kata ini menjadi bagian dari pidato Presiden AS, Barrack Obama. Dan yang sangat menakjubkan adalah sekitar enam ribu audiens di Balairung UI seperti terhipnotis oleh pidato sang Presiden. Termasuk saya yang sangat awam dalam politik maupun ketatanegaraan dan hanya menyaksikan dari layar televisi, terhanyut oleh pidato beliau. Meskipun saya tidak pernah yakin dalam pidato dan kunjungan sesingkat itu mampu merubah keadaan kita menjadi lebih baik. Akan tetapi, seni bekomunikasi yang ditunjukkan Obama sangat menggambarkan mengapa rakyat Amerika pantas memilihnya. Dia selalu memilih diksi-diksi yang tepat untuk disampaikan kepada mustami’ (pendengar) yang mengelu-elukannya. Meski demikian, tulisan saya ini tidak untuk membahas lebih jauh tentang pidato Obama ataupun biografinya, karena saya tidak punya kapasitas untuk itu. Saya hanya ingin menegaskan bahwa komunikasi menjadi bagian yang sangat penting untuk efektitifitas pencapaian tujuan apapun. Keberhasilan suatu tujuan apalagi tujuan itu bersifat umum, sangat dipengaruhi oleh seberapa efektif komunikasi yang dibangun. Dan komunikasi menjadi efektif apabila dibangun melalui kesetaraan atau kesamaan derajat. Karena kesetaraan dapat menghilangkan sekat yang menghalangi komunikasi timbal balik. Dengan komunikasi timbal balik, akan tercipta ruang untuk memahami keinginan dan harapan satu sama lain. Keadaan seperti itu pasti lebih mempercepat pencapaian tujuan bersama.
Lantas apa relevansinya dengan UPK, Konsultan atapun PNPM secara umum? Apakah selama ini komunikasi kita kurang efektif? Jawabnya kembali kepada kita semua. Karena bukan kapasitas saya untuk memberikan judgement tentang hal ini. Akan tetapi, sebagai sesama pelaku PNPM, saya harus jujur masih prihatin dengan kondisi ini. Terutama dalam mengkomunikasikan tujuan PNPM yang kita usung bersama. Pengurus UPK harus memiliki inisiatif untuk membangun komunikasi yang efektif, baik dengan internal pengurus maupun dengan pihak lain dalam konteks tujuan yang sama. Misalnya saja, kelompok-kelompok SPP maupun UEP yang begitu banyak, tidak akan pernah efektif apabila kita tidak mengkomunikasikan secara gamblang bahwa hakikatnya apa yang mereka manfaatkan adalah milik mereka sendiri. Komunikasi yang efektif dan terus menerus tentunya akan melahirkan rasa memiliki yang kuat. Dengan begitu, tanggung jawab untuk menjaga dan melestarikan dana masyarakat/PNPM tidak hanya pada pengurus tetapi tumbuh karena kesadaran mereka sendiri. Sekali lagi, hal ini bisa terjadi manakala kita mengemas komunikasi dengan semangat kesetaraan dan kesejajaran. Siapapun tidak perlu merasa lebih tinggi, karena tidak ada satu pihak pun yang lebih rendah dalam pencapaian tujuan bersama. Masing-masing kita memiliki peran strategis untuk mensukseskan tujuan PNPM, sesuai TUPOKSI-nya. Siapapun kita, harus berani membuka peluang seluas-luasnya untuk menciptakan komunikasi yang efektif. Dan lebih penting lagi, menutup serapat-rapatnya celah terjadinya kesenjangan komunikasi. Karena tidak mungkin program pemberdayaan berhasil bila masih ada kesenjangan komunikasi.
Jadi, bukan karena Obama ingin diakui sebagai bangsa Indonesia pada pidato beliau 10 Nopember lalu, Tetapi karena dia sangat menyadari bahwa pidatonya akan ditanggapi biasa saja, apabila tidak dibangun dengan menunjukkan kesetaraan. Dengan begitu sejarah mencatat, inilah pidato Presiden Amerika yang paling banyak disimak masyarakat bahkan oleh masyarakat kecil sekalipun. Dan tentunya kita tidak perlu belajar menjadi Obama, tetapi cukup introspeksi dan memperbaiki terus menerus cara berkomunikasi kita. Good luck !!! for all my best friends.

Kang Syaichu

Baca seterusnya......

Jumat, 31 Desember 2010

Kisah Lena Maria Klingvall

Lena Maria Klingvall


LENA MARIA KLINGVALL
Ketidaksempurnaan yang Tak Pernah Membelenggu


Gadis cantik ini dilahirkan di Stockholm, Swedia, pada tahun 1968. Lahir dalam keadaan yang tidak sempurna secara fisik. Kedua tangganya tidak ada, sementara kakinya hanya satu yang normal karena kaki yang lain jauh lebih pendek dari kaki normalnya. Tetapi penyandang cacat bawaan tersebut tidak pernah membuat keluarganya menjadi rendah diri. Bahkan kini mampu membesarkan namanya dan keluarganya di seluruh dunia karena prestasinya.
Pada usia 3 tahun, dia sudah belajar berenang dibimbing oleh ayahnya. Kegemarannya itulah yang kemudian membawanya pada prestasi yang gemilang. Lihat saja, pada usia yang ke 18 dia berhasil menjuarai renang tingkat nasional untuk para penyandang cacat. Dalam kejuaraan tersebut dia berhasil meraih 3 medali emas dan menorehkan 2 rekor nasional. Tidak berhenti disitu, berkat kegigihannya dan keinginan yang kuat, ia meraih medali emas di olimpiade penyandang cacat dunia (paralympic games) di Seoul tahun 1988. Luar biasa!!!
Lena Maria memang tidak pernah puas dengan apa yang telah dicapainya. Ia pun mencoba bidang yang lain yakni tarik suara. Bahkan untuk menunjukkan keseriusannya, ia belajar tarik suara di The Royal University of Music Stockholm. Sebuah sekolah musik bergengsi dan ternama di Swedia. Dia belajar disana selama 4 tahun, dari tahun 1987 – 1991. Dan sekali lagi bakatnya tidak terbendung dalam hal menyanyi. Kemampuannya dalam menyanyi telah memaksa produser rekaman untuk merilis albumnya. Hingga kini dia telah merilis 14 album rekaman. Bahkan telah melakukan konser di beberapa Negara baik untuk kepentingan promo album maupun amal. Beberapa Negara yang telah dikunjungi adalah Amerika, Rusia, Jepang, Malaysia, dan Singapura.
Kelebihan yang lain juga ia punya kemampuan melukis. Tuhan memang Maha Adil, Ia tidak pernah berhenti menunjukkan kekuasaan-Nya. Lebih dari itu juga memberikan pelajaran yang berharga bagi kita yang sempurna secara fisik. Karena apa yang telah diperbuat oleh Lena Maria dengan segala keterbatasannya, kadang mampu mengungguli apa yang dilakukan oleh manusia “lengkap” pada umumnya.
Karena prestasi dan keteladanannya, Raja Swedia Carl Gustav, menganugerahkan penghargaan kehormatan sebagai Atlit, Artis, dan juga Model penyandang cacat Teladan bagi Swedia dan Dunia. Film-film documenter dan buku-buku yang menyangkut kisah hidupnya, kini laris di seluruh dunia. Bahkan acara TV Swedia yang mengulas kesehariannya menjadi tontonan menarik dan cukup favorit.
Semoga kita mampu mengambil teladan dan menginspirasi kita semua untuk jauh lebih positif. Amiin

Fakta di Balik Kemegahan Taj Mahal


 
Fakta di Balik Kemegahan Taj Mahal
 
1. Salah satu fakta yang paling menarik mengenai Taj Mahal adalah bahwa bangunan ini nampak dengan berbagai macam warna tergantung harinya, dan apakah ada bulan atau tidak pada malam harinya.
2. Taj Mahal merupakan tempat wisata paling terkenal di kota Agra. dan bangunan megah ini dibangun oleh Shah Jehan.
3. Tidak ada tur pariwisata di India yang tanpa paket mengunjungi Taj Mahal. Tempat historis ini telah dikenal oleh seluruh penduduk dunia, walaupun belum pernah ke sana.
4. Fakta yang sedikit mengerikan dari semua fakta adalah bahwa setelah selesai pembangunan Taj Mahal ini, semua ahli dan pekerja terlatihnya dipotong tangannya Untuk memastikan bahwa tidak akan ada bangunan lain yang bisa menandingi keindahann.
5. Konstruksi Taj Mahal membutuhkan waktu selama 20 tahun untuk diselesaikan, dan membutuhkan lebih dari 2000 pekerja. Dan membutuhkan 1000 ekor gajah untuk mengangkut bahan material bangunan ini.
6. Fakta menarik lainnya adalah bahwasanya struktur bangunan ini nampak sangat simetris.
7. Banyak tempat wisata di kota Agra yang menggunakan bahan material marmer hitam. Hal ini dilakukan sebagai cerminan bangunan Taj Mahal yang juga menggunakan bahan ini.
8. Taj Mahal pernah dimasukkan ke dalam 7 Keajaiban Dunia, dan hal ini menyebabkan makin banyaknya orang di dunia untuk mengunjunginya.
9. Taj Mahal dibangun di lahan yang agak miring ke luar, agar jika terjadi gempa bumi, jatuhnya pillar bisa dikontrol.
10. Banyak batu permata dan mutiara berharga digunakan untuk mendekorasi Taj Mahal. Selama perang, beberapa batu permata diambil dan bahkan pernah dijarah.
www.lintasberita.com

Rabu, 29 Desember 2010

Sepenuh Hati

Mengelola dengan Sepenuh Hati
Kata ‘sepenuh hati’ kini menjadi sangat populer. Hampir setiap produk pelayanan jasa menggunakan kata ini sebagai motto. Tentunya dengan maksud menyakinkan kliennya bahwa institusi maupun produk mereka layak di”konsumsi”.
Pengelolaan sepenuh hati artinya menempatkan usaha yang kita kelola sebagai prioritas utama. Segala kemampuan yang kita miliki dicurahkan untuk keberhasilan usaha tersebut. Termasuk mengorbankan kepentingan pribadi. Kemajuan usaha adalah tujuan dan merupakan investasi moral dan material di masa depan.
Saya jadi berpikir, bagaimana dengan UPK? Modal bukan milik sendiri, semua aset milik masyarakat, apa yang diharapkan untuk pribadi kita sendiri?
Hakikatnya tidak ada yang berbeda. Mengelola UPK harus dengan sepenuh hati. Diakui atau tidak, ketika UPK menjadi sehat dan terus berkembang, sangat berpengaruh pada kesejahteraan pengurusnya. Banyak bukti menunjukkan, baik di lingkungan kita apalagi di luar kita. Pengurus mendapatkan kesejahteraan yang layak, bahkan lebih. Dan yang lebih penting, apresiasi sosial dari masyarakat adalah investasi yang tidak terukur harganya.
Jadi, semuanya kembali kepada kita, seberapa yakin kita mau dan mampu mengelola UPK sebaik-baiknya. Keyakinan dan kesabaran, kata kunci yang menuntun kita mewujudkan mimpi. Tak ada mimpi yang tak bisa kita wujudkan, kecuali kita tidak yakin mampu mewujudkannya.
Lebih baik bermimpi dari pada tidak punya mimpi sama sekali. Apalagi punya visi tapi tak punya mimpi. Met berjuang…!!!

Pidato Presiden Obama

Pidato Mr. Obama
 

Barrack H. Obama
Tiba-tiba saja, kata “bakso” dan “sate” begitu trendy di seantero nusantara. Jelas, popularitas dua kata ini bukan karena perubahan yang spektakuler dari komposisi maupun kualitasnya, karena cukup sulit mengukurnya di negeri yang beribu-ribu tukang bakso dan tukang sate. Tetapi karena dua kata ini menjadi bagian dari pidato Presiden AS, Barrack Obama. Dan yang sangat menakjubkan adalah sekitar enam ribu audiens di Balairung UI seperti terhipnotis oleh pidato sang Presiden. Termasuk saya yang sangat awam dalam politik maupun ketatanegaraan dan hanya menyaksikan dari layar televisi, terhanyut oleh pidato beliau. Meskipun saya tidak pernah yakin dalam pidato dan kunjungan sesingkat itu mampu merubah keadaan kita menjadi lebih baik. Akan tetapi, seni bekomunikasi yang ditunjukkan Obama sangat menggambarkan mengapa rakyat Amerika pantas memilihnya. Dia selalu memilih diksi-diksi yang tepat untuk disampaikan kepada mustami’ (pendengar) yang mengelu-elukannya. Meski demikian, tulisan saya ini tidak untuk membahas lebih jauh tentang pidato Obama ataupun biografinya, karena saya tidak punya kapasitas untuk itu. Saya hanya ingin menegaskan bahwa komunikasi menjadi bagian yang sangat penting untuk efektitifitas pencapaian tujuan apapun. Keberhasilan suatu tujuan apalagi tujuan itu bersifat umum, sangat dipengaruhi oleh seberapa efektif komunikasi yang dibangun. Dan komunikasi menjadi efektif apabila dibangun melalui kesetaraan atau kesamaan derajat. Karena kesetaraan dapat menghilangkan sekat yang menghalangi komunikasi timbal balik. Dengan komunikasi timbal balik, akan tercipta ruang untuk memahami keinginan dan harapan satu sama lain. Keadaan seperti itu pasti lebih mempercepat pencapaian tujuan bersama.
Lantas apa relevansinya dengan UPK, Konsultan atapun PNPM secara umum? Apakah selama ini komunikasi kita kurang efektif? Jawabnya kembali kepada kita semua. Karena bukan kapasitas saya untuk memberikan judgement tentang hal ini. Akan tetapi, sebagai sesama pelaku PNPM, saya harus jujur masih prihatin dengan kondisi ini. Terutama dalam mengkomunikasikan tujuan PNPM yang kita usung bersama. Pengurus UPK harus memiliki inisiatif untuk membangun komunikasi yang efektif, baik dengan internal pengurus maupun dengan pihak lain dalam konteks tujuan yang sama. Misalnya saja, kelompok-kelompok SPP maupun UEP yang begitu banyak, tidak akan pernah efektif apabila kita tidak mengkomunikasikan secara gamblang bahwa hakikatnya apa yang mereka manfaatkan adalah milik mereka sendiri. Komunikasi yang efektif dan terus menerus tentunya akan melahirkan rasa memiliki yang kuat. Dengan begitu, tanggung jawab untuk menjaga dan melestarikan dana masyarakat/PNPM tidak hanya pada pengurus tetapi tumbuh karena kesadaran mereka sendiri. Sekali lagi, hal ini bisa terjadi manakala kita mengemas komunikasi dengan semangat kesetaraan dan kesejajaran. Siapapun tidak perlu merasa lebih tinggi, karena tidak ada satu pihak pun yang lebih rendah dalam pencapaian tujuan bersama. Masing-masing kita memiliki peran strategis untuk mensukseskan tujuan PNPM, sesuai TUPOKSI-nya. Siapapun kita, harus berani membuka peluang seluas-luasnya untuk menciptakan komunikasi yang efektif. Dan lebih penting lagi, menutup serapat-rapatnya celah terjadinya kesenjangan komunikasi. Karena tidak mungkin program pemberdayaan berhasil bila masih ada kesenjangan komunikasi.
Jadi, bukan karena Obama ingin diakui sebagai bangsa Indonesia pada pidato beliau 10 Nopember lalu, Tetapi karena dia sangat menyadari bahwa pidatonya akan ditanggapi biasa saja, apabila tidak dibangun dengan menunjukkan kesetaraan. Dengan begitu sejarah mencatat, inilah pidato Presiden Amerika yang paling banyak disimak masyarakat bahkan oleh masyarakat kecil sekalipun. Dan tentunya kita tidak perlu belajar menjadi Obama, tetapi cukup introspeksi dan memperbaiki terus menerus cara berkomunikasi kita. Good luck !!! for all my best friends.

Kang Syaichu