Suatu ketika, ia merasa keledainya sudah pantas untuk dijual ke pasar. Dan esok paginya, ia bersiap membawa keledai itu ke pasar. Tidak lupa, ia mengajak putra kesayangannya. Karena badan keledai tidak terlalu besar, ia memutuskan untuk menuntun kuda itu dan berjalan kaki menuju pasar. Namun di tengah perjalanan ia berpapasan dengan tetangganya.
“ Mau kemana pak Bayan?” Tanya tetangganya.
“ Mau ke pasar. Aku rasa keledai ini sudah layak untuk dijual”. Jawabnya.
“ Ya Tuhan…pak Bayan ini bagaimana, tega-teganya membawa anak sekecil itu ke pasar berjalan kaki. Kan ada keledai, naikkan saja anak itu di atas keledai, kasihan… biarlah pak Bayan saja yang berjalan kaki “ jelas tetangganya yang merasa iba pada anak pak Bayan.
Oh…betul juga kata tetanggaku, begitu pikir pak Bayan. Akhirnya anaknya ia naikkan di atas keledai dan melanjutkan perjalanan yang memang cukup jauh ke pasar. Tiba-tiba, kembali ia bertemu dengan tetangga yang lain yang baru pulang dari pasar.
“ Pak bayan…pak Bayan…Bapak ini bagaimana, mengapa harus tersiksa oleh keledai. Keledai itu untuk dimanfaatkan oleh kita, kok capek-capek berjalan sejauh itu. Naikki saja keledai itu…! Keledai ya memang fungsinya untuk itu…” jelas tetangganya yang ini.
Pak Bayan pun berubah pikiran. Di samping karena lelah berjalan ia juga berpikir bahwa apa yang dikatakan tengga yang satu ini juga benar. Akhirnya ia pun naik di atas keledai mengikuti saran tetangganya, sehingga keledai itu dinaikki oleh dua orang. Tetapi, sekali lagi ia berpapasan dengan orang yang ia kenal. Dan orang ini pun berkomentar.
“ Keledai sekecil itu kok dinaikki berdua, pak. Apa bukan menyiksa hewan namanya…terus kalau sampai pasar kudanya kelelahan dan nggak bisa dijual gimana?” katanya bertanya heran.
Pak Bayan pun dibuat bingung luar biasa. Apa yang sebaiknya ia lakukan. Dan pendapat mana yang harus ia turuti. Karena saking bingungnya, ia putuskan memanggul keledai itu di pundaknya sampai ke pasar.
------------------------
Dari cerita Pak Bayan, kita mendapat pelajaran berharga, betapa melelahkannya bila kita harus mengikuti saran setiap orang. Padahal sesungguhnya kitalah yang paling tahu yang terbaik untuk kita. Tetapi, seringkali kita tidak yakin dengan pikiran kita sendiri. Dan saran orang lain kepada kita tidak harus mengikat kita, sehingga begitu sulit untuk bertindak.
Kesimpulannya, kita tidak harus terombang ambing oleh sekian banyak pendapat. Pilihlah yang memang tepat untuk kita dan jalani secara konsisten serta penuh percaya diri. Karena pada hakikatnya pendapat setiap orang dipengaruhi oleh latar belakangnya. Dan kitalah yang paling tahu latar belakang kita sendiri. Semoga bermanfaat…!!! Wallahu A’lam bishshawab.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar